Minggu, 25 Oktober 2009

KULIAH GRATIS MA'HAD ALY PERSIS BANGIL

MAKLUMAT



mengharap taufiq dan ridha Allah swt Ma’had ‘Aly Studi Hadits dan Da’wah menyerukan seluruh kaum muslimin untuk senantiasa mengkaji dan menghidupkan sunnah Rasulullah saw. Untuk menunjang hal dimaksud maka dengan ma’unah dan ‘inayah-Nya Ma’had ‘Aly Studi Hadits dan Da’wah menyelenggarakan program KULIAH GRATIS terhitung mulai bulan Dzul Qa’dah 1430 H / Nopember 2009.
Program ini diwujudkan guna membantu sekaligus menggairahkan minat kaum muslimin yang benar-benar ingin mengkaji Al-Islam berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.

Beberapa Ketentuan:
  1. Mendaftarkan diri dengan mengisi formulir pendaftaran.
  2. Mengikuti perkuliahan efektif Sabtu s.d. Kamis mulai pukul 18.00 s.d. 21.00 WIB yang terdiri dari 2 (dua) mata kuliah. Khusus hari Rabu hanya 1 mata kuliah (Pukul 18.00 s.d. 19.30 WIB).
  3. Bagi yang tinggal di asrama dikenakan biaya Rp. 50,000,- / bulan.
  4. Seluruh Mahasantri bersedia mematuhi ketentuan yang berlaku.

Bangil, 24 Oktober 2009

Mudir,

ttd.

A H S I N L A T H I F

Kamis, 22 Oktober 2009

MAKNA ‘IDUL FITHRI

Ramadhan adalah bulan tarbiyah. Mendidik dengan tanggung jawab. Menahan lapar dan haus. Menahan tidak berkumpul istri atau suami di saat puasa. Ini terkondisi. Ramadhan sebuah pembelajaran yang telah tersistem melalui syari’at. Dengan situasi terkondisi memudahkan siapa saja mendidik dirinya dalam ketaatan. Lingkungan sekitarnya mendukung program pendidikan sebulan penuh. Siang tak makan dan minum. Memperbanyak porsi mendekatkan diri kepada Allah swt. Qiyamur Ramadhan dilakukan secara berjamaah, tilawah Al-Quran khatam beberapa kali, mendengarkan taujih hamper setiap waktu shalat, hingga amalan I’tikaf.

PENGAP

Gerbong kereta Penataran penuh sesak. Deru mesin meraung. Celoteh penumpang bersahutan. Bayi menangis terdengar lantang. Udara pengap. Tercemar asap pembakaran mesin, aroma keringat, dan satu lagi rokok. Dengan enteng perokok menghembuskan asapnya di muka umum. Padahal suasana di dalam gerbong amat pengap.

Hati memanas. Otak hampir kehilangan kendali. Emosi meninggi. Ingin ku tampar muka si perokok itu. “Sabar, sabar, sabar”, kata hatiku. Tiba-tiba seorang perempuan dengan kelembutan hatinya, “Dik, rokoknya tolong dimatikan!”, begitu rendah hati dia meminta. “Oya, bu, maaf”, kata salah satu perokok. “Ya, terimakasih”, sahutnya kembali.

Masih ada satu perokok lagi di dekatku. Aku pun tak berani menegurnya. Saat itu aku lemah. Lebih lemah dari seorang perempuan sekalipun. Karena ia telah menunjukkan kekuatannya di hadapan laki-laki. Seharusnya aku yang menegur. Seorang laki-laki sudah seharusnya memimpin kebaikan. Wal hasil, ini pelajaran penting bagi para suami, ayah, dan penumpang kereta ekonomi.

Dalam menyikapi masalah semacam ini kita diingatkan dengan pesan Rasulullah saw.

Sabda Nabi:

Berkatalah yang baik atau diam.

Janganlah kamu marah maka bagimu surga.

Sesungguhnya amal itu bergantung pada niatnya.

SAKSIKAN DIRIMU SENDIRI

Manusia diciptakan dalam sebuah “pabrik” kecil bernama rahim. Unsur-unsur pembentuknya sangat luar biasa. Tanpa kekuasaan dari-Nya unsur-unsur itu tidak mungkin tersusun dan saling terhubung. Membangun sebuah jaringan kemudian terciptalah makhluk bernama Ahmad, Habib, Umar, Hasan, Eric, Thomas, Franklin, Fatimah, Khadijah, Sumayya, Jenifer, Juliet, Oshin, dan lain-lain.

Bandingkan dengan robot tercanggih yang menyerupai manusia. Berapa banyak dana yang dikeluarkan untuk membuat seperti manusia. Tapi mustahil bisa menyamai ciptaan Allah swt. Lebih dahsyat lagi, usaha manusia dengan teknologi kloning. Tetap saja 100% Allah swt lah yang menciptakan. Tanpa kuasa Allah swt kloning tidak mampu berbuat apa-apa.

Jadi saksikan dirimu sendiri. Hendak berbuat zhalim dan maksiat, malu kepada Allah swt.

CARA SI ALIM MENGAMBIL HIKMAH

Seorang Alim mencoba mengambil hikmah. Surah Al-Qari’ah direnunginya. Memetik hikmah dan memotivasi langkah. Sederhana dan mengena. Simak hikmah darinya. Semoga terhindar dari kesalahan.

Awal ayat mengungkapkan perihal sebuah tema, goncangan. Si alim tadi bercerita tentang hikmah dari penyebutan ayat pertama. Sebagai pendidik, ia mengisahkan seorang guru saat memulai pelajaran. Ia melemparkan sebuah tema, Menjeng kepada peserta didik. Tentu harapannya dapat merangsang rasa ingin tahu lebih besar.

Lalu beranjak ke ayat dua dan tiga. Menggunakan kalimat pertanyaan, apa yang kamu ketahui tentang goncangan itu. Dalam hikmah si Alim ayat ini menginspirasi metode bertanya untuk mengeksplorasi pengetahuan peserta didik. Setelah disampaikan sebuah tema, maka ditanyakan apa yang diketahui tentang Menjeng? Beragam pengetahuan peserta didik tumpah ruah. Ada yang bilang Menjeng adalah ini, itu, dari ini, dari itu, membuatnya begini dan begitu. Eksplorasi pengetahuan dengan cara bertanya.

Ayat selanjutnya menjelaskan kejadian goncangan itu. Sebenarnya goncangan yang dimaksudkan itu seperti apa. Dan si Alim mencoba mengambil hikmah dari ayat itu. Setelah eksplorasi pengetahuan dasar tentang Menjeng, barulah didapatkan pengetahuan secara komprehensif. Dapat menghasilkan sebuah pengertian yang utuh tentang apa dan siapa sebenarnya Raden Mas Menjeng. Si Alim berujar, ini bukan tafsir. Melainkan saya ingin mengambil hikmah dari cara Al-Qur’an menjelaskan sesuatu. Semoga Allah swt mengampuni kesalahan saya. Dan segera ditunjukkan kebenaran kepada saya, jika cara ini salah.

YAA RABB, SELAMATKAN AKU

Saat berdoa tentu saya sangat mengerti apa isinya. Apa yang saya minta. Apa yang saya inginkan dari permohonan kepada Allah swt. Supaya batin mengerti dan merasakan kuatnya keinginan itu. Dengan demikian lisan saya mengucap, jiwa pun merasakan getaran doa. Malu rasanya, kalau sesuatu yang saya minta, ternyata saya tidak mengerti untuk apa saya meminta.

Saat saya berdoa dengan ucapan, “Wahai Dzat yang maha suci, selamatkanlah aku sebagaimana Engkau selamatkan orang-orang yang telah Engkau selamatkan”, maka pikiran saya berkelana ke langit tujuh. Seakan-akan saya duduk bersimpuh di hadapan Dzat yang maha mengabulkan doa. Jiwa saya merenungkan apa yang saya ucapkan. Mata memerah dan berkaca-kaca. Setetes air mata dalam doa. Hening di jiwa.

Permintaan keselamatan itu wujud kesadaran manusia (meminjam lirik Ebiet G. Ade) yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Menerjemahkan pertaubatan dengan selalu memohon ampunan sekaligus meminta keselamatan. Keselamatan dari penyakit lahir batin. Deraan penyakit lahiriah insya Allah ikhtiar saya dengan berbekam dan meminum madu. Kemudian berdoa memohon kesembuhan. Lain halnya dengan penyakit batin. Penyakit hati, yang sumbernya adalah dua hal pokok, yaitu lantaran syahwat dan syubhat.

Sakitnya hati lantaran kendali jiwa dikuasai syahwat. Dorongan-dorongan materialistik mengalahkan kenikmatan akhirat. Terburu nafsu ingin merasakan segala kenikmatan. Sehingga melalaikan halal haram. Pemburu kenikmatan, kesenangan, dan kebahagiaan akhirat sangat menjaga diri dari tipu daya kenikmatan sesaat di dunia. Gejolak menghimpun dunia ditahan. Cukup seperlunya saja. Agar cintanya terhadap terhadap dunia yang singkat sesuai porsi dunia. Dan berbuat untuk akhirat sesuai porsi akhirat yang akan kekal abadi.

Kerusakan jiwa lainnya bisa diakibatkan karena syubhat. Syubhat, sesuatu yang meragukan. Kalau syahwat dalam jiwa saya menguasai pemahaman, maka kelalaian terjadi. Tapi, jika syubhat yang terjadi itu artinya saya bodoh. Tidak tahu halal-haram. Saya pun beringas memangsa apa saja yang saya inginkan. Tidak memedulikan aturan. Karena memang bodoh. Kelirunya, sudah tahu bodoh tapi tidak mau belajar.

Maka saya harus meminta dan memohon keselamatan hanya kepada-Nya.

AWAS SETAN AURAT DAN KEHORMATAN

Jangan dekati zina. Pacaran itu mendekati zina. Berduaan antara pria wanita yang bukan mahram dikuntit setan. Ini bagian yang amat disukai setan. Merangsang terus kegiatan berdua-duaan. Supaya semakin dekat dengan zina. Semakin hari, semakin dekat dengan zina. Dan semakin dekat dengan siksa. Tetapi semakin jauh dari kebenaran. Semakin jauh dari kebaikan.

Terjadinya paket aurat dan kehormatan terjerumus ke lembah setan karena diumbar, tanpa aturan. Membuka aurat dan menghalalkan kehormatannya dinikmati tanpa aturan. Keindahan yang semu. Seolah ‘beraturan dan halal’ demi kepentingan mengangkat harkat dan martabat bangsa di mata internasional. Paket aurat dan kehormatan dijual untuk mendapatkan tiket kontes.

Padahal Islam telah menempatkan makhluk Allah swt bernama wanita pada posisi yang mulia. Sering kita dengar para penceramah menyampaikan, “Al-Quran menyebut wanita dalam satu surah khusus, surah An-Nisa’. Tidak halnya dengan laki-laki”. Kemuliaan wanita sudah jelas dalam Islam. Laki-laki memiliki kedudukan wanita memiliki kemuliaan. Kedudukan dan kemuliaan itu ada saat laki-laki dan wanita mengikuti aturan Allah swt.

Syair mengatakan:

Pesan ini untuk diingat

Nikmat zina hanya sesaat

Karena itu jangan dekat-dekat

Sebab sesalnya sampai kiamat

Jikalau fulan telanjur berbuat

Saat ini juga segeralah bertaubat

Mumpung sempat dan belum terlambat

Supaya Allah berikan rahmat

AWAS SETAN TANGAN

Saya menahan diri dari melukai wajah. Walaupun dalam keadaan perang. Maka setan tangan melancarkan kegiatan rutinnya memengaruhi gerak tangan supaya abaikan pesan Rasulullah saw. Padahal Rasulullah saw berpesan agar jangan mencederai wajah. Meski mencederai wajah bisa juga dengan kaki, tetapi umumnya yang memegang senjata adalah tangan. Maka jangan sekali-kali menuruti kata-kata setan. Karena tidak satupun setan menyuruh kebaikan. Setan pasti menjerumuskan pada kesesatan. Ketika sudah tersesat, maka dengan lenggang kangkung setan bangga dan meninggalkannya.

AWAS SETSUS 88

Hati-hati dengan makhluk Allah swt yang satu ini. Saban hari kerjanya memerdaya manusia. Hati-hati sekali. Jangan tertipu gerak-geriknya. Mereka tergabung dalam SETSUS 88, setan khusus 88. Mengapa saya sebut 88, karena angka 88 memiliki garis yang selalu bersambung, tidak putus-putus.

Setan dengan segala tipu dayanya mau menghancurkan keshalihan seorang muslim. Dibuatlah trik-trik khusus supaya seorang muslim malu dengan keislamannya. Setan terus bergerak, berputar, meliuk-liuk, menari-nari, menggoda, menghasut, membujuk, memfitnah, dan sekarung kedustaan dilancarkan. Mengapa saya katakan sekarung, karena memang sekarung saja tipu daya mereka. Tidak lebih. Hanya sedikit tipu daya mereka. Selebihnya karena manusia itu sendiri yang kemudian menjelma sebagai ‘agen’ setan.

TAK TAHAN

Adapun orang yang melampaui batas. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia. Maka Sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya). (QS. An-Nazi’at/ 79: 37-41)

Kepentingan dunia memang ada saja. Setiap saat keperluan hidup dan kehidupan tambah bermacam-macam. Hidup yang termotivasi untuk mati, maka ia akan mati. Berbeda jika hidup termotivasi untuk hidup, maka ia akan hidup.

Orang-orang yang tidak mampu menahan diri maka ia mati karena nafsunya. Tapi kalau orang mampu menahan maka ia hidup dan mengendalikan. Jangan sampai nafsu menjadi majikan. Tempatkan nafsu menjadi bawahan. Karena, kita akan mengendalikannya. Kita akan mengaturnya.Dan jangan sampai kita diperudak nafsu. Nafsu yang selalu mendorong kita. Nafsu yang merajai kita. Nafsu yang cenderung mengutamakan dunia.

MASJID

Hati terpaut dengan masjid. Hebatnya orang-orang yang jiwanya selalu terpanggil ke masjid. Janji Rasulullah saw kepada mereka yang hatinya terikat dengan masjid adalah perlindungan di hari akhir. Hari saat tidak ada perlindungan kecuali perlindungan Allah swt.

Sebuah tawaran yang menggiurkan bagi yang dipahamkan soal agamanya. Di masjid kita mampu mengendalikan emosi. Berangkat dalam keadaan suci, berdoa, dan mengucapkan salam. Sebuah rangkaian ibadah yang luar biasa. Mendidik kita menjadi pribadi yang terpogram. Gaya hidup yang tertib. Selalu menjaga kebersihan lahir batin. Lisan pun semakin terkendali dalam bertutur kata.

Masjid mampu mengantarkan orang untuk bersama-sama sujud. Tunduk terhadap keberadaan imam. Sebuah hikmah ketaatan. Perwujudan nilai-nilai ibadah sangat besar hikmahnya bagi kaum yang berfikir. Mau menggunakan akal yang Allah swt berikan untuk menggali hikmah hidup.

SENYUM

Senyum itu ibadah. Kita mengerti dan ingat sekali sabda Rasulullah saw tentang senyum. Ketika senyum itu muncul dari hati yang bersih, insya Allah nilai shadaqah sebagaimana petunjuk hadits dapat diraih dan menjadi milik kita.

Senyumlah maka uang 20 ribu mengalir untuk anda. Kalimat tadi menghasilkan tanda Tanya besar. Coba simak kisah ini. Seorang perempuan menggendong anaknya duduk di dekat toilet sebuah masjid. Masjid yang sering disinggahi musafir itu terjaga dan bersih.

Seorang pria melewati perempuan tadi. Ia bertanya, “Saya musafir, boleh shalat di ruangan ini”, dengan logat Makassar yang amat kental. Perempuan dengan anaknya sambil tersenyum ia katakan, “Sebaiknya bapak shalat di bagian atas, di sini untuk petugas”, terangnya.

Pria itu berwudhu. Usai bersuci ia kembali menemui si perempuan tadi. “Ini ada sedikit uang untuk ibu”, katanya dengan polos. Pecahan 20 ribu rupiah diterima dengan baik. Lalu saat pria tadi sudah tidak kelihatan, buru-buru perempuan itu menyerahkan uang tersebut kepada penjaga toilet yang asli. Ternyata perempuan tadi pun dalam bepergian. Hanya saja, setelah buang air ia duduk-duduk di dekat toilet yang sejuk. Sementara penjaga toiletnya sedang shalat.

Catatan Harian

FINAL

Kalau dalam suatu kompetisi olah raga kita kenal babak penyisihan hingga final. Di saat kita menjalankan ibadah Ramadhan pun ada kualifikasi manusia yang hanya bertahan di babak penyisihan saja. Mereka yang ‘bersemangat’ di awal puasanya. Setelah rutinitas kembali dimulai, nuansa Ramadhan tidak melekat dalam dirinya.

Mereka yang selamat di babak penyisihan tetap meningkatkan stamina keimanannya di semifinal. Tantangannya tentu lebih tajam dan beragam. Lolos di semifinal menuju final. Dan siapapun yang terseleksi mengikuti final tentu begitu bergembira. Sangat senang mendapat banyak fasilitas dan keistimewaan.

Salah satu fasilitas yang disediakan adalah I’tikaf. Di mana sepuluh atau sembilan hari di akhir Ramadhan sangat dianjurkan melakukan I’tikaf. Mu’takif atau orang yang I’tikaf totalitas berdiam di masjid hingga malam ‘ied.

Dan padanya ada keistimewaan yang amat dirindukan setiap muslim. Satu malam yang setara dengan 1000 bulan. Bayangkan, dalam satu malam kita dapat mengumpulkan kebaikan sebanyak itu. Tidak ada keistimewaan seperti ini kecuali di Lailatul Qadar. Inilah final di bulan Ramadhan.

Catatan Harian

IKHLAS

Seorang mubaligh berceramah di atas podium tentang kunci sukses dalam kehidupan. Segala problematika konon kuncinya hanya ada satu. Tidak ada yang lain. Kunci tersebut terangkai dalam enam huruf, yaitu: I-K-H-L-A-S. Semua permasalahan yang kita hadapi akan terasa ringan jika disikapi dengan ikhlas.

Suatu kisah. Seorang istri yang mengeritik suami lantaran ‘terlampau’ sibuk dengan pekerjaan disikapi suami dengan tenang. Sikap tenang inilah wujud dari keikhlasan. Menerima kritik istri walaupun saat mendengarnya, telinga terasa cekot-cekot, mata mulai beraksi memerah, jantung berdecak lebih cepat, emosi tersulut. Dengan ikhlas kritik itu diterima. “Semoga ke depan saya bisa berlaku adil dalam membagi waktu dan perhatian”, ujarnya menanggapi kritikan istri. Buah dari keikhlasan hati tidak gampang emosi. Nafsu yang cenderung berbuat onar dapat ditundukkan dengan kekang ikhlas yang terbina.

Hikmah

Kritik sering disikapi dengan emosi. Padahal wadah kritik semestinya di alam pikiran. Akal yang mencerna kritik itu. Bukan diterima sang perasaan yang sensitif. Sebab si perasaan akan mengatakan apa yang telah dilakukan sudah benar. Kritik itu keliru, salah tempat, tidak cocok,mengada-ada, dan menafikan kebaikan yang telah diberikan. Perasaan akan selalu membenarkan apa yang telah dilakukan.Cobalah dipahami dengan baik, tanpa dikendalikan perasaan.Kritik itu justru membangun kehidupan lebih baik.Karena perbuatan kita dikoreksi. Hasil koreksi itu dituangkan dalam bentuk kritik. Dan kritik pun terasa pahit.Dan yang pahit biasanya menyehatkan.

Catatan Harian

KAMBING

“Apalagi yang mau dilakukan selain makan, tidur, buang air, berkumpul dengan keluarga, istri/ suami. Begitu dan begitu setiap hari dilakukan. Datar-datar sekali hidup manusia. Hampir-hampir tidak ada bedanya dengan kambing”, kata Mister Stagnan.

Seseorang yang ada di dekatnya lantas bertanya, “Mister, anda sudah makan?”

“Sudah”, jawabnya singkat.

“Kalau begitu Mister juga seperti kambing”, seraya beranjak meninggalkan Mister Stagnan yang tertegun dengan kalimat itu.

Hikmah

Hidup ini sejatinya untuk ibadah hanya kepada Allah swt. Segenap aktivitas hidup senantiasa bernilai ibadah. Karena memang dijadikan hidup dan mati tiada lain untuk menguji siapa yang terbaik amalnya. Ini artinya kualitas amalan manusia bertingkat-tingkat. Ada yang kualitas amalnya sekelas menyingkirkan gangguan di tengah jalan. Ada yang rela memberikan nasi bungkus jatahnya untuk orang yang lebih membutuhkan. Dan di sekitar kita ada juga orang yang kualitas amalnya teruji saat “didekati” perempuan cantik lagi berkedudukan tetapi ia tegas menyatakan “Aku takut kepada Allah swt”. Kualitas amal tentu seiring dengan pemahaman yang kokoh.